Tingkatkan Minat Baca Siswa, SMA 3 Salatiga Gunakan Aplikasi e-LIBSMANTISA

Foto : Kepala Sekolah SMA 3 Salatiga Yuliati Eko Atmojo mengecek koleksi buku di perpustakaan.

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) berpotensi menyebabkan minat belajar dan minat baca siswa menurun karena turunnya pengawasan guru. Namun, di SMA Negeri 3 Salatiga, minat baca siswa malah mengalami kenaikan. 

Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Salatiga Yuliati Eko Atmojo mengatakan, kunjungan siswa ke layanan perpustakaan digital yang bernama Library of SMANTISA (eLIBSMANTISA) sangat menggembirakan. Perpustakaan digital itu dapat diakses melalui aplikasi e-Libsmantisa. 

"Pada waktu keadaan normal, kunjungan itu hanya berkisar 25 siswa per hari. 

Namun sekarang mencapai 200-an kunjungan per hari," jelasnya saat ditemui, Selasa (20/10/2020). Kenaikan kunjungan ke Libsmantisa ini dikarenakan bertambahnya koleksi buku digital mencapai 6.212. Sementara koleksi buku cetak sebanyak 6.108. 

"Ini bisa diakses melalui aplikasi e-Libsmantisa di handphone android dengan sistem inlis lite 3.1 mengikuti aplikasi yang dikembangkan Perpusnas," jelasnya. 

Yuliati mengatakan, koleksi di perpustakaan tersebut bukanlah buku pelajaran. 

"Kalau buku pelajaran memang sudah dipinjamkan ke siswa, tapi kalau buku yang di perpustakaan ini untuk menambah literasi siswa. Jadi koleksinya berupa sastra, fiksi, dan buku-buku lain," ungkapnya. 

Untuk mengakses buku-buku digital tersebut, siswa cukup bermodal kartu OSIS. Di kartu OSIS tersebut ada barcode yang menjadi tanda pengenal untuk disambungkan ke server di sekolah. 

"Ada buku yang khusus dipinjamkan untuk siswa, tapi ada juga buku yang bisa diakses umum," kata Yuliati. "Peningkatan minat baca itu, selain karena memang ada tugas dari guru juga memang siswa berniat mengisi waktu luang. Dengan kemudahan akses ini, siswa menjadi bersemangat membaca," lanjutnya. 

Yuliati mengatakan perpustakaan adalah jantung dari sekolah. Karenanya dia terus berinovasi melakukan pengembangan. Selain e-Libsmantisa, ada juga program digital library, cafe library, javanese culture corner, difabel corner, dan edutainment. 

"Di fasilitas taman baca kami juga ada sekitar 77 spesies tanaman langka, namun yang sudah teregistrasi ada 33. Edukasi botani dan pelestariannya didukung dengan buku yang barcode-nya tertempel di pohon," ungkapnya. 

Keunikan lain dari perpustakaan ini adalah adanya lorong waktu. Yakni dipamerkannya peninggalan perpustakaan sejak berdiri pada zaman kolonial Belanda. Beberapa di antaranya buku berbahasa Belanda terbitan 1914-1945 dan mesin ketik keluaran 1964. 

"Kami juga ada program Getuk Ketek yang berarti Gerakan untuk Kemanfaatan Teknologi Perpustakaan," jelas Yuliati.


Penulis Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana | Editor Dony Aprian 

(Sumber : kompas.com) 

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar