SMA Negeri 3 Salatiga Merawat Keberagaman Melalui Upacara Hardiknas

Seluruh warga SMA 3 Salatiga mengikuti upacara bendera dalam rangka memeringati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2022 pada Jumat pagi, 13 Mei di lapangan utama. Upacara yang harusnya dilaksanakan bertepatan dengan hardiknas ini baru terlaksana pada pekan kedua bulan Mei lantaran tanggal 2 Mei masih libur bersama hari raya Idul Fitri. Di samping itu, upacara ini juga sebagai tindak lanjut sekolah atas edaran Kemendikbudristek Nomor 28254/MPK/TU.02.03/2022 tertanggal 22 April tentang Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2022.

Sesuai yang tertera dalam pedoman Hardiknas tersebut, maka seluruh peserta upacara baik guru, karyawan, maupun siswa mengenakan baju adat nasional. Hanya petugas upacara yang berseragam OSIS.

Para siswa yang sehari-hari harus memakai seragam sekolah sesuai yang ditentukan, tampak antusias mengikuti upacara dengan baju adatnya. Lapangan upacara yang masih dibasahi embun pagi tampak cerah ceria dengan pakaian peserta upacara yang berwarna-warni.

Bertindak sebagai pembina upacara adalah Dra. Siti Nur Handayani. Waka kesiswaan yang juga guru PKn itu membacakan pidato Mendikbudristek yang membahas tantangan bangsa Indonesia dalam menghadapi pandemi dan juga diberlakukannya kurikulum merdeka dan asesmen nasional.

"Di tengah hantaman ombak yang sangat besar, kita terus melautkan kapal besar yang bernama Merdeka Belajar, yang di tahun ketiga ini telah mengarungi pulau-pulau di seluruh Indonesia," katanya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa sampai saat ini kurikulum merdeka sudah diterapkan di lebih dari 140 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia.

"Itu berarti bahwa ratusan ribu anak Indonesia sudah belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan memerdekakan."

Ditegaskan juga bahwa asesmen nasional yang saat ini digunakan tidak bertujuan untuk "menghukum" guru atau murid, tetapi sebagai refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar; supaya kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman dosa besar pendidikan.

Di akhir upacara, sekolah mengumumkan 11 siswa yang dinilai paling baik dalam memakai pakaian adat nasional. Mereka adalah: Selvi Jihan (XI BHS), Evan Austin (XI IPS 4), Annisa (XI MIPA 5), Vanesa (XI MIPA 6), Andrian (X BHS), Rendy, Hilda, Quinta dan Dimas Bagus dari X MIPA 3, serta Safa (X MIPA 5), dan Churin (X MIPA 6).

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar