![]() |
Mudah Menulis Geguritan dengan Metode Nyegur Kolah oleh Anton Novi Widayanto |
Pendahuluan
Pembelajaran menulis geguritan
di sekolah bertujuan untuk mengembangkan dan menumbuhkan kecintaan dan minat
terhadap karya sastra Jawa. Namun,
pada kenyataannya banyak peserta didik yang
sering menghindar dari pembelajaran menulis geguritan. Beberapa faktor
menjadi penghambat peserta didik di dalam menulis geguritan. Faktor
tersebut antara lain kurangnya minat dan motivasi siswa dalam menulis geguritan.
Selain itu, peserta didik menganggap bahwa menulis geguritan itu adalah
kegiatan yang sulit. Hal ini karena dalam menulis geguritan peserta
didik harus menguasai kosa kata, berimajinasi dan berpikir kreatif.
Faktor guru dalam menyampaikan
materi materi juga menjadi penghambat peserta didik dalam menulis geguritan.
Guru harus
bisa menyampaikan materi dengan menarik dan kreatif agar mudah dipahami oleh
peserta didik. Keterbatasan dan kurangnya kreativitas guru dalam membuat media, model, serta metode
pembelajaran yang variatif menjadi salah satu penyebab kurangnya motivasi dan
keaktifan peserta didik dalam pembelajaran di kelas.
Selama ini pembelajaran masih
berpusat pada guru (teacher center) atau masih konvensional. Metode ceramah dan penugasan
menjadi andalan guru dalam pembelajaran. Padahal, pembelajaran yang teacher center menjadikan siswa
cenderung pasif mengikuti pembelajaran.
Baca juga : Pilih Cenil, Geplak atau Yangko
Oleh karena itu, penulis memilih
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Salah satu
kelebihan model ini adalah dapat meningkatakan
motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa. Sedangkan metode yang digunakan
adalah Nyegur Kolah (Nyerat Geguritan Kahanan Sekolah). Metode ini dapat
memudahkan peserta didik dalam membuat geguritan.
Isi
Strategi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah menggunakan pembelajaran model Problem Based Learning
dan metode Nyegur Kolah (Nyerat Geguritan Kahanan Sekolah). Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Peserta didik bersama Guru memulai pembelajaran dengan salam, berdoa, mengecek kehadiran peserta didik, memberikan motivasi, ice breaking, menyampaikan tujuan pembelajan, dan memberikan pertanyaan pemantik.
- Peserta didik menyimak dan mengamati materi tentang cara menulis geguritan berupa tayangan powerpoint. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi cara menulis geguritan
- Guru membantu membuatkan kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 peserta didik
- Guru memberikan tema lingkungan sekolah kepada peserta didik untuk menulis geguritan.
- Peserta didik berdiskusi menentukan objek yang akan diangkat untuk dijadikan dasar dalam menciptakan geguritan. Pada tahap ini merupakan “Nyegur Kolah”, peserta didik diminta mengamati keadaan lingkungan sekolah. Setelah peserta didik menentukan objek yang akan diamati, peserta didik mulai mendiskripsikan objek tersebut menjadi sebuah cerita berbentuk paragraf. Pada tahap ini peserta didik mencari informasi pemilihan diksi dengan membuka kamus jawa online https://www.sastra.org/leksikon.
![]() |
Gambar 1 : Diskusi Kelompok |
- Tahap selanjutnya, peserta didik merubah cerita tersebut ke dalam format geguritan yaitu berbentuk bait. Untuk menambah keindahan bahasa, peserta didik bisa menggunakan lelewaning basa, purwakanthi, atau dasanama. Tahap terakhir peserta didik memberikan judul geguritan. Pemberian judul juga bisa dilakukan setelah peserta didik menentukan objek yang akan diamati.
![]() |
Gambar 2: LKPD 1 |
![]() |
Gambar 3 : LKPD 2 |
- Guru membimbing, memantau proses diskusi serta berperan memberikan bantuan berkaitan dengan kesulitan pembelajaran peserta didik secara individu maupan kelompok.
- Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok mempresentasikan diskusi mencipta geguritan. Setiap kelompok mempresentasikan hasil karya dengan cara ditampilkan lewat tayangan proyektor LCD.
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil dari diskusi yang ditampilkan oleh kelompok lain, berupa tayangan mengenai hasil menulis geguritan yang bertemakan keadaan sekolah.
- Guru memberikan penghargaan (reward) kepada kelompok yang aktif.
- Guru melakukan refleksi pembelajaran dan menutup pembelajaran dengan doa serta mengucap salam.
- Pembelajaran sudah tidak teacher center, melainkan lebih cenderung student center.
- Peserta didik menjadi lebih antusias mengikuti pembelajaran karena adanya reward dari guru.
- Motivasi dan keaktifan belajar peserta didik meningkat.
- Peserta didik dapat menciptakan sebuah geguritan secara kreatif mengunakan metode Nyegur Kolah.
Hasil dari pembelajaran ini penulis anggap
efektif untuk mengatasi masalah rendahnya keaktifan dan motivasi belajar
peserta didik. Hal tersebut berpengaruh terhadap minat dan antusiasme peserta
didik dan hasil belajar peserta didik.
Penutup
Praktik pembelajaran ini menurut penulis
penting untuk dibagikan karena banyak guru mengalami kasus serupa
sehingga praktik ini diharapkan bisa
memotivasi diri penulis dan menjadi
referensi atau inspirasi bagi rekan guru lainnya. Penulis yang berperan sebagai
guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran secara
efektif dengan menerapkan metode, media, dan model pembelajaran yang telah
direncanakan sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik
tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Anton
Novi Widayanto, S.Pd. adalah guru bahasa Jawa
SMA Negeri 3 Salatiga
0 Komentar