Perayaan Isra' Mi'raj 2023 dijadikan momentum SMA Negeri 3 Salatiga sebagai sarana pembinaan karakter para siswanya. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Kepala Sekolah Drs. Suyitno, M.Pd. bahwa kegiatan keagamaan sangat penting untuk membina karakter para siswa.
Tidak hanya bagi siswa muslim, tapi siswa Kristiani dan Katholik turut dilibatkan. Hal ini tampak dalam rangkaian keagamaan yang berlangsung pada Jumat, 24 Februari 2023.
Siswa muslim mengadakan peringatan Isra' Mi'raj di Masjid An Nur, siswa Kristen di ruang terbuka hijau (RTH) samping kantor Ruang Guru, sementara siswa Katholik di Ruang Edutainment. Kegiatan para siswa ini didampingi para guru dan karyawan.
Peringatan Isra mi'raj yang diprakarsai SKI An Nur ini menampilkan penceramah Ustadz Aji Nugroho. Adapun tema yang diusung adalah "Memperkuat Ukhuwah Meningkatkan Kualitas dalam Beribadah."
Ustadz dari Cabean, Mangunsari, Salatiga ini menguraikan hikmah pentingnya umat muslim mengingati peristiwa Isra ' Mi'raj. Di awal paparannya, putra tokoh agama di Salatiga ini mengajak para siswa untuk meneguhkan keimanan yang ditandai dengan beriman kepada yang gaib, seperti surga. Untuk membuktikan keberadaan surga secara mudah, katanya, bisa dilihat dari kisah Nabi Adam yang diturunkan ke bumi setelah menikmati kehidupan di surga.
Di RTH, untuk menggembleng karakter keimanan, sekolah mengundang Pdt. Felicia Irawaty, M.Th dari STT Berea, Salatiga / GSJA Kristus Raja.
Dalam menguraikan topik Kasih Kekal, Pendeta Felicia yang juga sebagai pengkhotbah di GSJA Kristus Raja, Salatiga ini mengatakan bahwa kasih Kristus sifatnya kekal dan sempurna. Kasih itu, terangnya, diberikan untuk kita (umat manusia).
"Dengan demikian, kita juga belajar mengasihi sesama," katanya.
Sementara itu, siswa Katholik langsung mendapat gemblengan rohani dari guru agama Katholik Retna Wulandari, S.Pd.
Dalam paparannya, Bu Nana, begitu ia biasa disapa mengangkat tema tentang "Puasa dan Pantang Sebagai Pertobatan Hati pada Masa Prapaskah" yang diambil dari Injil Matius 9:14-15.
Dijelaskannya bahwa dalam menjalani masa prapaskah ketika kita berpuasa dan berpantang, kita tidak boleh terus menerus bertahan dalam rasa iri hati ataupun juga berusaha mencari kesalahan orang lain.
"Selama masa prapaskah, kita diajak untuk berdoa, berpuasa dan berpantang sebagai pertobatan hati kita kepada Tuhan," terangnya.
0 Komentar