Salatiga – Seluruh guru yang terbagi dalam 3 rumpun mata pelajaran mengikuti kegiatan Deseminasi Pelatihan Pembelajaran Mendalam yang diselenggarakan di SMARTClassroom SMA Negeri 3 Salatiga pada Senin, 28 Juli 2025. Kegiatan ini menjadi forum strategis dalam menguatkan penerapan Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) berbasis delapan dimensi profil lulusan.
Mengawali sesi, Ari Wibowo, S.Pd, yang mewakili guru rumpun IPS dan PJOK, menyampaikan pentingnya menumbuhkan pola pikir kritis melalui desain pembelajaran yang menantang dan kontekstual.
“Dari hasil diagnosis tadi, anak-anak sebenarnya sudah diajarkan untuk berpikir kritis. Buktinya, mereka terlibat dalam diskusi kelompok. Tapi harapan kami, ketika menghadapi kondisi seperti itu, guru jangan hanya memberi tugas biasa. Berikan mereka kegiatan yang mengembangkan pola pikir bertumbuh, bukan pola pikir tetap,” ujarnya.
Selanjutnya, Yunita Paulina Pita, S.Pd, guru rumpun Bahasa, memaparkan tiga tahapan pengalaman belajar dalam pembelajaran mendalam: eksplorasi, elaborasi, dan aksi. Ia menekankan bahwa ketiga tahapan tersebut mendorong siswa untuk aktif, mandiri, dan reflektif dalam memahami materi.
Sementara itu, dari rumpun MIPA, Agung Fitriyantoro, S.Pd, menyoroti pentingnya penilaian sebagai bagian dari proses belajar, bukan semata-mata hasil akhir.
“Untuk memadupadankan setiap materi dalam KSP itu memang tidak mudah. Kadang urutannya pun tidak bisa sama. Maka kita perlu memahami jenis penilaian yang tepat,” jelasnya. Ia kemudian menegaskan bahwa dalam pembelajaran mendalam dikenal dua bentuk utama penilaian, yaitu formatif dan sumatif.
“Pertanyaan di awal pembelajaran atau diskusi kasus selama proses belajar, itu bagian dari formatif. Kita bisa menilai respons dan pemahaman siswa secara langsung. Sedangkan yang sumatif, dilakukan di akhir bab, akhir semester, atau akhir tema, untuk menilai capaian keseluruhan,” tambah Pak Ari Wibowo saat memperkuat penjelasan.
Menanggapi pertanyaan dari Drs. Takarina mengenai pembelajaran berkelanjutan, para narasumber sepakat bahwa refleksi berkelanjutan dan asesmen berkala merupakan kunci dalam membangun pembelajaran bermakna dan berdampak.
Sebagai penutup, seluruh peserta guru diajak melakukan refleksi pola pikir melalui pengisian instrumen asesmen Pola Pikir Tetap vs Pola Pikir Bertumbuh. Beberapa pernyataan dalam asesmen tersebut antara lain:
“Kemampuan Anda adalah sesuatu yang sangat mendasar yang tidak banyak dapat Anda ubah lagi.”
“Anda akan selalu dapat mengubah kemampuan Anda secara signifikan.”
“Kemampuan dalam bidang yang benar-benar baru dapat dipelajari oleh siapapun.”
“Makin keras Anda mengerjakan sesuatu, makin mahir Anda jadinya.”
Kegiatan ini tidak hanya memperkuat pemahaman pedagogis para guru, tetapi juga membangun kesadaran reflektif untuk terus berkembang bersama peserta didik. Deseminasi pelatihan mendalam ini diharapkan menjadi inspirasi dalam transformasi pembelajaran berbasis KSP di sekolah.
0 Komentar