Penerapan Team Games Tournament dalam Pembelajaran Grammer pada Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 3 Salatiga


Latar Belakang 
Kemampuan berbahasa Inggris yang dimiliki oleh peserta didik pada era ini merupakan salah satu keterampilan yang penting dan menjadi tuntutan dalam dunia pendidikan maupun karier di masa mendatang. Hal ini tidak terlepas dari akses terhadap berbagai informasi dan ilmu pengetahuan yang kini disajikan dalam bahasa Inggris serta penggunaan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dalam berbagai bidang. Adapun faktor esensial yang dapat memengaruhi kemampuan berbahasa Inggris antara lain penguasaan kosa kata dan grammar. 

 Namun demikian, grammar atau disebut tata bahasa merupakan komponen bahasa yang dianggap sulit untuk diajarkan dan dipelajari (Ayu & Sari, 2022). Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi guru sebagai fasilitator pembelajaran. Rendahnya penguasaan grammar peserta didik dapat disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar, kompleksitas materi, dan model serta strategi pembelajaran yang monoton.


Rendahnya penguasaan grammar juga dialami peserta didik kelas X SMA Negeri 3 Salatiga, khususnya pada materi noun phrase dalam descriptive text. Permasalahan ini diketahui melalui wawancara kepada guru sejawat dan analisis hasil belajar grammar peserta didik kelas X di tahun pelajaran sebelumnya, yaitu tahun pelajaran 2021/2022. 

Dari permasalahan di atas, praktik baik ini perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan rendahnya penguasaan grammar peserta didik. Selain itu, ada beberapa rekan guru yang mengalami permasalahan serupa dengan yang penulis alami, sehingga praktik ini diharapkan bisa menjadi referensi atau inspirasi bagi rekan guru lain.

Oleh sebab itu, penulis yang berperan sebagai guru merancang pembelajaran inovatif dengan model problem-based learning melalui kegiatan Team Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan kemampuan grammar peserta didik Kelas X-4 tahun pelajaran 2022/2023. Menurut Arends, pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada masalah autentik sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya (dalam Hotimah, 2020:6).

Manfaat
Praktik Baik yang menekankan pada penerapan Team Games Tournament dalam pengajaran grammar ini dapat memberikan inspirasi dan kontribusi dalam pengembangan pembelajaran inovatif khususnya dalam pembelajaran grammar. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah yang dipadukan dengan strategi TGT dapat memberikan sudut pandang baru dalam praktik mengajar bahasa. Adapun tujuan akhir dari praktik baik penerapan TGT dalam pembelajaran grammar ini adalah untuk meningkatkan kompetensi dan penguasaan grammar peserta didik serta meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris peserta didik yang tentunya akan berdampak pada kemampuan membaca, menyimak, menulis, dan bahkan berbicara. Kompetensi ini diharapkan mampu membekali peserta didik dalam jenjang pendidikan yang lebih tinggi khususnya dalam menulis hasil penelitian serta membaca referensi berbahasa Inggris.

Pelaksanaan Kegiatan
Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran grammar. Selain itu, praktik ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran grammar. 
Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah serta memadukannya dengan TGT, praktik baik ini dilaksanakan dengan sasaran peserta didik Kelas X-4 Semester 1 di SMA Negeri 3 Salatiga sebanyak 32 peserta didik. Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi 'Noun Phrase' Kelas X untuk mata pelajaran Bahasa Inggris pada TP Teks Deskriptif.

Langkah Kegiatan
Adapun langkah-langkah guru dalam kegiatan TGT ini antara lain:
1. Pemetaan TP
Pemetaan Tujuan Pembelajaran dilakukan dengan menentukan TP yang dapat diterapkan dalam pembelajaran yang menerapkan TGT serta yang memiliki elemen grammar. Berdasarkan hasil telaah, penulis memilih Noun Phrase yang selama ini menjadi elemen grammar yang problematis di kelas X.

2. Analisis Tujusan Pembelajaran
Hasil analisis target capaian dengan perumusan tujuan pembelajaran sebagai berikut:
a. Dengan membaca teks deskriptif tentang tempat wisata, peserta didik dapat mengidentifikasi noun phrase pada teks dengan benar.
b. Dengan Team Games Tournament, peserta didik dapat menentukan noun phrase pada kalimat deskriptif melalui TGT dengan benar.

3. Pemilihan Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang dipilih adalah pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) karena dapat memberi ruang bagi peserta didik untuk mengembangkan cara berpikirnya serta melatih kepercayaan diri dan kemandirian dalam menyelesaikan masalah yang dihadirkan dalam pembelajaran melalui TGT ini.

4. Merencanakan Kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintaks model pembelajaran berbasis masalah. Berikut adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dirancang berdasarkan model Problem-based learning.
a. Orientasi peserta didik pada masalah: 
Guru membimbing peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang untuk bermain dalam TGT (Team Games Tournament). Dalam kelompoknya, peserta didik membandingkan dua teks descriptive.
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar:
Peserta didik bermain ‘spinning wheel’ (wheel of names) untuk memperoleh topik teks yang akan mereka mainkan di team games tournament.
c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok:
Guru membimbing peserta didik dalam kelompoknya untuk menentukan strategi atau urutan anggota kelompok yang akan berbaris menjawab pertanyaan rahasia (urut dari soal termudah ke tersulit) dalam TGT. Dalam kelompoknya, peserta didik mengidentifikasi noun phrase dalam masing-masing teks.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya:
Peserta didik berbaris dalam kelompoknya dan memainkan turnamen dengan menjawab pertanyaan yang terdapat pada papan kelompoknya sesuai nama negara yang telah mereka dapatkan pada team games tournament.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah:
Peserta didik menyimpulkan jawaban yang benar untuk masing-masing kelompok dan menuliskan skornya (peer assessment). Kelompok dengan skor tertinggi dan waktu tercepat mendapatkan reward dari guru.

Media dan Instrumen
Strategi yang dilakukan guru dalam memilih media pembelajaran adalah dengan memilih media pembelajaran yang menarik, tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran dan karakteristik peserta didik. Penulis memilih strategi TGT dengan media langsung (non-digital media) di papan tulis dengan kertas karton dan spidol dengan tujuan memberikan pembelajaran bermakna bagi peserta didik. 
Adapun bahan ajar yang dipersiapkan dalam praktik baik ini adalah beberapa teks descriptif dengan beberapa jenis topik khusus, yaitu tempat-tempat wisata di dunia.

Hasil Kegiatan
Berdasarkan hasil evaluasi langkah-langkah yang dilakukan melalui jurnal refleksi yang dibuat oleh peserta didik, dapat disimpulkan bahwa lebih dari 80% peserta didik menyatakan mereka mengalami dampak positif dari pembelajaran grammar melalui TGT  Selain itu, melalui survei yang dilakukan setelah praktik ini, lebih dari 71% peserta didik menyatakan bahwa mereka merasa senang mempelajari grammar melalui TGT.

Dengan demikian, dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan hasilnya efektif. Hal ini dapat dilihat dari:
•Penggunaan TGT dalam pembelajaran grammar sangat membantu penguasaan peserta didik tentang grammar (noun phrase) yang dipelajari dalam descriptive text dibuktikan dengan hasil evaluasi pembelajaran peserta didik di atas KKM (data terlampir).
•Pemilihan strategi TGT sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran grammar. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa dalam kerja kelompok mulai dari membandingkan dua teks, menyusun strategi dalam TGT, penyelidikan masalah, hingga penyajian hasil diskusi melalui permainan TGT secara kompetitif.
•Pemilihan model pembelajaran PBL menumbuhkan keaktifan peserta didik. Hal ini terlihat dari keaktifan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dalam kelompoknya.
•Desain kegiatan yang berpusat pada peserta didik sangat meningkatkan keaktifan siswa saat proses pembelajaram sehingga siswa termotivasi untuk belajar.

Masalah yang Dihadapi
Pembelajaran dengan model berbasis masalah dan strategi Team Games Tournament ini memiliki beberapa tantangan. Adapun tantangan yang dihadapi peserta didik antara lain:
•Peserta didik tidak terlatih dan diberi ruang untuk memecahkan masalah sendiri dalam pembelajaran karena terbiasa bergantung pada guru (teacher-centered learning).
•Peserta didik kurang percaya diri dalam berinisiasi untuk memecahkan masalah.
Sedangkan bagi guru, kendala yang dihadapi adalah:
•Problem based learning memakan waktu persiapan yang cukup lama mengingat guru harus menentukan masalah yang relevan.
•Kreatifitas guru sangat dibutuhkan khususnya dalam mengembangkan Team Games Tournament yang bermakna bagi peserta didik.

Cara Mengatasi Masalah
Demi mengatasi tantangan di atas, diperlukan keterlibatan dari berbagai pihak seperti guru, rekan sejawat, dan peserta didik kelas X. Penulis berperan sebagai pelaksana atau fasilitator sekaligus peneliti yang mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran, persiapan, hingga pelaksanaan, dan refleksi serta analisis. Sedangkan rekan sejawat berperan sebagai pengamat dalam survei rekan sejawat maupun sebagai rekan yang membantu persiapan TGT. Selain itu, peserta didik kelas X berperan sebagai subjek praktik baik ini yang mengimplementasikan secara langsung problem-based learning dengan bermain dalam TGT.

Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
•Pembelajaran grammar dengan menerapkan Team Games Tournament serta model pembelajaran berbasis masalah layak dijadikan praktik baik dalam pembelajaran inovatif karena dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami grammar.
•Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menerapkan TGT dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik juga berkompetisi dalam mencapai tujuan pembelajaran melalui TGT.
•Selain merasakan pengalaman berbeda dalam pembelajaran, peserta didik juga menjadi pusat pembelajaran dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam problem solving.

Rekomendasi
Faktor keberhasilan strategi ini sangat ditentukan oleh penguasaan guru terhadap media pembelajaran, metode, model dan langkah-langkah pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan kegiatan yang telah penulis lakukan adalah dengan mengembangkan jenis kegiatan inovatif pada pembelajaran grammar seperti Team Games Tournament serta memberikan ruang kreatifitas peserta didik dalam menyelesaikan masalah dapat meningkatkan kemampuan, kepercayaan diri, daya serap, bahkan keaktifan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih efektif dan menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA
Ayu, M., & Sari, F. M. (2022). Pelatihan Siswa/i untuk Meningkatkan Kemampuan Tata  Bahasa Inggris Dasar melalui Website Grammar. Journal of Social Sciences and Technology for Community Service (JSSTCS), 3(1), 132-137.

Hotimah, H. (2020). Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Kemampuan Bercerita Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Edukasi, 7(2), 5-11.

Yunita Paulina Pita, S.Pd. adalah guru bahasa Inggris SMA Negeri 3 Salatiga

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar