Gerakan Literasi di SMA Negeri 3 Salatiga 15 Mei 2024

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 3 Salatiga pada tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain survei dengan partisipasi 470 siswa dari total 1242 siswa. Data dikumpulkan melalui pemberian bacaan dan evaluasi dengan tujuh pertanyaan terkait. Hasil penelitian menunjukkan tingkat partisipasi yang bervariasi antara kelas dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas GLS. Temuan utama menunjukkan adanya hubungan antara tingkat partisipasi dan skor evaluasi siswa. 

Kata kunci: Gerakan Literasi Sekolah, literasi, partisipasi siswa, evaluasi pendidikan.

Pendahuluan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan inisiatif yang diterapkan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa di berbagai jenjang pendidikan di Indonesia. Literasi yang baik dianggap sebagai salah satu kunci utama dalam peningkatan kualitas pendidikan dan pembangunan karakter siswa (Suyono & Hariyanto, 2017). GLS di SMA Negeri 3 Salatiga dilaksanakan setiap hari Rabu selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan GLS di sekolah ini, dengan fokus pada tingkat partisipasi dan efektivitasnya.

Kerangka Teori
Teori literasi pendidikan menekankan pentingnya kebiasaan membaca dalam membangun pemahaman kritis dan analisis siswa terhadap berbagai topik (Snow, Burns, & Griffin, 1998). Selain itu, teori ini juga menyoroti peran lingkungan belajar yang kondusif dalam mendukung kebiasaan literasi yang berkelanjutan. Melalui kegiatan membaca yang terstruktur dan diintegrasikan ke dalam jadwal sekolah, GLS diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa secara signifikan.

Metodologi
Penelitian ini menggunakan desain survei deskriptif dengan partisipasi siswa SMA Negeri 3 Salatiga. Sebelum survei dilakukan, siswa diberikan bacaan terkait "Como 1907 Memenangkan Promosi ke Serie A: Kisah Sukses Klub Sepakbola di Bawah Keluarga Hartono". Teknik pengumpulan data melibatkan pemberian tujuh pertanyaan evaluatif terkait bacaan tersebut. Variabel yang diukur meliputi tingkat partisipasi siswa dan skor evaluasi. Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif dan regresi linier sederhana untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel.

Data
Data diperoleh dari 470 siswa yang mengikuti kegiatan GLS dan menjawab tujuh pertanyaan evaluatif. Kelas dengan partisipasi tertinggi adalah kelas E X 9 dengan 35 siswa, sedangkan kelas dengan partisipasi terendah adalah F XI 11 dengan hanya 1 siswa. Skor evaluasi tertinggi dicapai oleh kelas E X 11 dan E X 5 dengan skor sempurna 7/7. Sebaliknya, kelas dengan skor terendah adalah F XI 11 dengan skor 2/7. Temuan menunjukkan adanya variasi signifikan dalam partisipasi dan hasil evaluasi antar kelas, yang tidak selalu sesuai dengan ekspektasi berdasarkan teori literasi pendidikan.

Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan GLS bervariasi secara signifikan antar kelas. Kelas dengan partisipasi tertinggi umumnya menunjukkan skor evaluasi yang lebih baik, meskipun tidak selalu demikian. Misalnya, kelas E X 11 dan E X 5 mencapai skor evaluasi tertinggi meskipun jumlah siswa di kelas tersebut berbeda. Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa lingkungan belajar yang mendukung dan keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan literasi dapat meningkatkan hasil belajar mereka (Suyono & Hariyanto, 2017).

Perbandingan dengan penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti metode pengajaran, ketersediaan sumber daya, dan pengawasan yang efektif selama kegiatan literasi memainkan peran penting dalam keberhasilan GLS (Snow et al., 1998). Dalam konteks SMA Negeri 3 Salatiga, variasi dalam partisipasi dan hasil evaluasi dapat dikaitkan dengan perbedaan dalam implementasi dan pengawasan kegiatan literasi di setiap kelas.

Implikasi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan efektivitas GLS memerlukan pendekatan yang lebih terstruktur dan konsisten, termasuk penyediaan bacaan yang relevan dan menarik, serta pengawasan yang lebih ketat untuk memastikan partisipasi aktif siswa. Relevansi dengan kerangka teoritis menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan literasi harus mencakup aspek-aspek kognitif dan lingkungan belajar yang kondusif (Suyono & Hariyanto, 2017).

Kesimpulan dan Saran
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan GLS di SMA Negeri 3 Salatiga menunjukkan hasil yang bervariasi dalam hal partisipasi dan efektivitas. Temuan utama menunjukkan adanya hubungan antara tingkat partisipasi dan hasil evaluasi siswa. Implikasi praktis dari penelitian ini meliputi pentingnya pengawasan yang efektif dan penyediaan sumber daya yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi. Kontribusi penelitian ini terhadap pemahaman di bidang literasi pendidikan adalah penekanan pada pentingnya lingkungan belajar yang mendukung dan keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan literasi.

Referensi
Nugrohadi, S. (2016). Rekonstruksi Tata Kelola Sekolah Sebagai Upaya Pengembangan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Disertasi Program Doktoral Pascasarjana.
Snow, C. E., Burns, M. S., & Griffin, P. (1998). Preventing Reading Difficulties in Young Children. Washington, DC: National Academy Press.
Suyono, & Hariyanto. (2017). Pembelajaran Literasi di Sekolah. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar