KONI Salatiga — Sabtu, 8 November 2025 Sorak dan derap sepatu basket memantul di dinding GOR KONI Salatiga. Pada Sabtu sore, SMA Negeri 3 Salatiga menutup pertandingan POPDA Cabang Basket Beregu SMA/SMK tingkat Kota dengan prestasi ganda: tim putri meraih Juara 1, sedangkan tim putra mengunci posisi Juara 2 setelah duel ketat hingga menit terakhir.
Atmosfer lapangan terasa seperti final liga profesional—lampu terang, bangku penonton penuh, dan suara teriakan suporter yang menggema di seluruh gedung. Saat peluit terakhir berbunyi, tim putri SMAN 3 langsung berpelukan. Beberapa pemain terlihat menahan air mata. Bagi mereka, trofi ini bukan sekadar piala, tetapi hasil dari latihan panjang, keringat, dan mental yang diuji berkali-kali.
“Kami datang bukan hanya untuk bermain—tapi untuk membuktikan kami bisa,” ucap salah satu pemain usai serah terima piala.
Tim putri tampil agresif sejak babak awal dengan sistem defense rapat dan transisi cepat. Gen Z menyebut gaya ini: serang dulu, mikir belakangan. Efektif. Lawan dibuat kesulitan dan jarang punya peluang masuk paint area.
Sementara itu, tim putra juga tampil solid. Mereka memenangi beberapa fase pertandingan dengan ritme cepat dan koordinasi yang rapi. Saat pengumuman Juara 2, penonton memberikan tepuk tangan panjang. Bukan sekadar peringkat—ini tentang mental juara.
“Hasil hari ini bukan finish line. Ini starting point,” ujar salah satu pemain putra sambil memegang medali.
Penyerahan piala dan medali berlangsung di tengah lapangan. Para pemain mengangkat trofi ke udara—kamera menyala, momen terabadikan. Wajah mereka lelah, tapi kosongnya energi langsung terisi oleh rasa bangga yang sama-sama disebarkan ke seluruh tim.
Basket SMAN 3 Salatiga Makin Solid
Yang menarik, tim putri dan putra sama-sama menunjukkan karakter yang sama: kompak, cepat adaptif, dan nggak mudah tumbang secara mental. Tidak ada pemain bintang—yang ada hanya tim yang benar-benar bermain sebagai tim.
Bagi siswa SMAN 3, prestasi ini bukan akhir. Mereka tahu POPDA adalah pintu pembuka jalan untuk kompetisi lebih besar ke depan.
Sebagaimana tertera dalam spanduk penyerahan piala, POPDA bukan soal siapa yang paling kuat, tapi tentang siapa yang paling siap menghadapi tekanan.
Dukungan penuh dari sekolah
Wakil Kepala sekolah dan guru pendamping turut hadir sepanjang turnamen, menjadi support system terbesar bagi para pemain. Tim supporter juga menjadi magnet energi, membawa poster, meneriakkan yel-yel, dan menyemangati setiap dribel.
Momen penyerahan piala menjadi bukti: prestasi lahir dari disiplin, komitmen, dan keberanian mengambil risiko.
✨ Catatan Redaksi
Prestasi ini membuktikan bahwa olahraga bukan sekadar ekstrakurikuler—tetapi ruang bagi siswa untuk belajar keberanian, kegigihan, dan kerja sama tim. Jika nilai akademik adalah angka, maka basket adalah karakter.
SMAN 3 Salatiga bukan hanya mencetak siswa yang pintar, tetapi juga siswa yang tangguh. HEBAT BERSAMA. COURAGE WITH CLASS.

.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
0 Komentar