SALATIGA — Kamis (4/12/2025), halaman SMA Negeri 3 Salatiga berubah menjadi arena “Amazing Race” paling heboh tahun ini. Sejak pukul 08.00 WIB, seluruh guru dan karyawan—tanpa kecuali— turun langsung mengikuti rangkaian tantangan literasi dan numerasi dalam format race yang energik, interaktif, dan penuh tawa. Suasana serius tapi santai ini menjadi momentum penyegaran budaya kerja kolaboratif sekaligus penguatan kompetensi numerasi dan literasi.
Amazing Race Literasi SMA Negeri 3 Salatiga
Acara dibuka oleh Kepala SMA Negeri 3 Salatiga, Drs. Supriyanto, M.Pd., yang memberi suntikan motivasi sejak menit pertama.
“Hari ini kita membuktikan bahwa literasi dan numerasi bukan hanya urusan kelas, tapi karakter kerja: kompak, adaptif, dan kreatif. Tim yang solid lahir dari pengalaman seperti ini,” tegasnya.
Tak menunggu lama, 60 peserta dibagi ke dalam kelompok dan langsung diberi tantangan pemantik: meroda berjalan menyerupai roda tank, memaksa tiap kelompok mengatur strategi, ritme, dan komunikasi agar tetap selaras. Tawa pecah, langkah makin cepat, dan energi peserta langsung naik sebelum mereka berpindah ke rangkaian pos utama.
POS 1 — Lapangan Upacara: “Yel-yel Literasi Numerasi”
Setiap kelompok mendapat waktu terbatas untuk menciptakan yel-yel bertema literasi dan numerasi. Kreativitas meledak. Ada yang memakai pola ritmis 4-beat, ada yang memasukkan rumus matematika ke dalam pantun, bahkan ada yang menyelipkan plesetan gen Z. Semua terekam rapi sebagai bagian dari penilaian kreatif Amazing Race Literasi SMA 3.
POS 2 — RTH Dekat Ruang Guru: “Balok Angka Sejarah SMAN 3”
Di pos kedua, peserta diuji ketepatan dan kecermatan numerasi. Balok angka harus disusun menjadi tahun berdirinya SMA Negeri 3 Salatiga sekaligus merangkai alur timeline sejarah sekolah. Ketelitian menjadi kunci, terlebih aturan game melarang peserta menyentuh balok secara langsung—harus menggunakan elastic ring tool, tepat seperti mekanik Team Building Games.
Momen paling lucu terjadi ketika satu kelompok hampir salah menyusun angka karena terlalu semangat berteriak yel-yel yang baru dibuat. Namun justru itu yang membuat suasana makin hangat: kerja sama diuji, ego dikoreksi, strategi diperbaiki.
POS 3 — Kebun Selatan Lab Kimia: “Menanam Pohon, Menanam Harapan”
Di pos terakhir, peserta menjalankan misi lingkungan: menanam pohon sebagai simbol keberlanjutan dan kepedulian sosial. Tiap kelompok menyelesaikan clue untuk menemukan lokasi bibit, lalu menanamnya bersama.
Aksi ini langsung menjadi spot favorit untuk foto karena maknanya yang kuat: sekolah literat tak hanya kuat di teks dan angka, tetapi juga dalam tindakan nyata merawat bumi.
Pembagian Hadiah: Momen Paling Ditunggu
Acara ditutup dengan penyerahan hadiah oleh Dr. Saptono Nugrohadi, M.Pd., M.Si., yang sekaligus menyampaikan pesan inspiratif.
“Kemenangan hari ini bukan soal siapa tercepat, tapi siapa yang tumbuh. Literasi dan numerasi membuat kita cerdas, tetapi kolaborasi membuat kita hebat,” ungkapnya disambut tepuk tangan peserta.
Dengan suasana yang cair, hangat, dan penuh energi positif, Amazing Race Literasi & Numerasi ini langsung mencuri perhatian di lingkungan sekolah. Peserta educampaign mengunggah yel-yel, video tantangan, hingga foto menanam pohon—membuat kegiatan ini berpotensi viral sebagai contoh capacity building yang menyenangkan dan relevan.
SMA Negeri 3 Salatiga kembali membuktikan bahwa inovasi pendidikan bukan hanya milik siswa, tetapi juga budaya kerja guru dan karyawan. Dan hari ini, semua pulang bukan hanya dengan hadiah—tapi dengan pengalaman kolaborasi yang susah dilupakan.

0 Komentar