Deny Firianto: Tanpa Aceh, Tanpa Sumatera Utara, Tanpa Sumatera Barat, Sejarah Bela Negara tidak akan Lengkap

Apel Hari Bela Negara ke-77
SMA Negeri 3 Salatiga • Jumat, 19 Desember 2025

SMA Negeri 3 Salatiga melaksanakan apel dalam rangka memperingati Hari Bela Negara ke-77 pada Jumat pagi, 19 Desember 2025. Awalnya, sesuai edaran dari Provinsi, akan dilaksanakan upacara bendera. Namun, berhubung lapangan upacara tidak memungkinkan digunakan untuk pelaksanaan upacara lantaran sejak siang hingga malam diguyur hujan deras, maka dipilihlah apel bendera. Apalagi pada hari itu bertepatan dengan penyerahan laporan hasil belajar sehingga para wali kelas harus segera melayani orang tua siswa. Namun demikian, hal itu tidak mengurangi kekhidmatan pelaksanaan apel.

Hadir dalam apel Bela Negara Kepala Sekolah Drs. Supriyanto, M.Pd., para guru dan karyawan serta segenap siswa. Para guru dan karyawan mengenakan seragam Korpri, sedangkan siswa memakai seragam OSIS.

Bertindak sebagai pembina apel Deny Firianto Utomo, M.Or. dan petugas apel Paskibra Pratita Wijaya. Dalam amanatnya, Deny Firianto membacakan amanat tertulis Presiden RI Prabowo Subianto. Dalam sambutan tersebut disinggung sejarah tanggal 19 Desember ditetapkan sebagai Hari Bela Negara, yakni ketika bangsa Indonesia tetap berkomitmen menjaga keutuhan bangsa dengan mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatera Barat, karena Agresi Militer II yang mengancam keberlangsungan Republik Indonesia.

Peringatan Hari Bela Negara tahun ini mengusung tema: "Teguhkan Bela Negara untuk Indonesia Maju". Tema ini dipilih karena kemajuan bangsa hanya dapat dicapai apabila seluruh rakyat memiliki kesiapsiagaan, disiplin, dan ketangguhan dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.

“Dunia saat ini berada dalam dinamika yang sangat cepat dan penuh ketidakpastian. Rivalitas geopolitik, krisis energi, disrupsi teknologi, hingga arus informasi yang mudah dimanipulasi menjadi tantangan nyata bagi seluruh bangsa. Ancaman terhadap negara tidak lagi bersifat konvensional, melainkan berbentuk perang siber, gerakan radikalisme, hingga ancaman bencana alam yang semakin sering terjadi. Dalam situasi seperti ini, semangat bela negara harus menjadi kekuatan kolektif seluruh warga Indonesia,” kata Deny Firianto mengutip sambutan tertulis Presiden.

Peringatan Bela Negara tahun ini berlangsung di tengah bencana alam yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Padahal, ketiga wilayah RI ini memiliki peran sejarah yang luar biasa dalam perjalanan Republik. Karena itu, sudah sepantasnya bangsa Indonesia belajar dari keteguhan dan semangat juang dari rakyat ketiga wilayah itu.

“Karena itu, tanpa Aceh, tanpa Sumatera Utara, dan tanpa Sumatera Barat, sejarah bela negara tidak akan lengkap. Mereka bukan hanya bagian dari perjalanan masa lalu, tetapi fondasi yang menegaskan bahwa persatuan adalah kekuatan terbesar bangsa ini,” tegas Deny Firianto.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar