Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 3 Salatiga, dengan fokus pada pemahaman dan sikap siswa terhadap literasi. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode pengamatan, kuesioner, dan wawancara terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi dan pemahaman siswa terhadap bacaan bervariasi, dengan beberapa temuan yang tidak sesuai ekspektasi. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi untuk peningkatan pelaksanaan GLS.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 3 Salatiga, dengan fokus pada pemahaman dan sikap siswa terhadap literasi. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode pengamatan, kuesioner, dan wawancara terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi dan pemahaman siswa terhadap bacaan bervariasi, dengan beberapa temuan yang tidak sesuai ekspektasi. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi untuk peningkatan pelaksanaan GLS.
Kata kunci: Gerakan Literasi Sekolah, pemahaman siswa, sikap siswa, SMA Negeri 3 Salatiga.
Pendahuluan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan inisiatif pemerintah Indonesia untuk meningkatkan budaya membaca di kalangan siswa. Menurut Anderson dan Krathwohl (2001), literasi bukan hanya kemampuan membaca tetapi juga kemampuan memahami dan mengkritisi informasi yang dibaca. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa literasi yang baik berpengaruh positif terhadap prestasi akademik siswa (Stanovich, 1986). Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa pelaksanaan GLS di berbagai sekolah telah meningkatkan minat baca siswa, namun evaluasi mendalam di setiap sekolah masih diperlukan untuk mengukur efektivitasnya secara spesifik.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan inisiatif pemerintah Indonesia untuk meningkatkan budaya membaca di kalangan siswa. Menurut Anderson dan Krathwohl (2001), literasi bukan hanya kemampuan membaca tetapi juga kemampuan memahami dan mengkritisi informasi yang dibaca. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa literasi yang baik berpengaruh positif terhadap prestasi akademik siswa (Stanovich, 1986). Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa pelaksanaan GLS di berbagai sekolah telah meningkatkan minat baca siswa, namun evaluasi mendalam di setiap sekolah masih diperlukan untuk mengukur efektivitasnya secara spesifik.
Kerangka Teori
Teori pembelajaran konstruktivis dari Piaget (1970) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan proses aktif di mana siswa membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman mereka. Teori ini relevan dalam konteks literasi karena membaca dan memahami teks melibatkan proses kognitif aktif. Selain itu, teori motivasi belajar dari Deci dan Ryan (1985) menekankan pentingnya motivasi intrinsik dalam pembelajaran, yang dapat ditingkatkan melalui kegiatan literasi yang menarik dan relevan.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan desain penelitian campuran (mixed methods) dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian adalah 408 siswa kelas X dan XI di SMA Negeri 3 Salatiga. Bacaan yang digunakan dalam GLS adalah artikel mengenai peringkat universitas terbaik di Indonesia menurut QS World University Rankings 2024. Data dikumpulkan melalui observasi, kuesioner pemahaman dan sikap, serta wawancara terstruktur. Variabel yang diukur meliputi tingkat pemahaman terhadap bacaan dan sikap siswa terhadap kegiatan GLS. Analisis data dilakukan dengan metode statistik deskriptif dan analisis tematik.
Data
Data diperoleh setelah siswa diberikan bacaan dan diminta menjawab tujuh pertanyaan terkait. Kelas dengan partisipasi tertinggi adalah E X 12 dengan skor 7/7, sedangkan partisipasi terendah ditemukan di kelas F XI 12 dengan skor 5/7. Secara keseluruhan, rata-rata skor pemahaman siswa adalah 6/7. Beberapa temuan yang tidak sesuai ekspektasi termasuk adanya perbedaan signifikan dalam pemahaman antara siswa di kelas yang berbeda, meskipun bacaan yang diberikan sama. Hasil ini menunjukkan bahwa faktor-faktor lain seperti metode pengajaran dan motivasi individu juga mempengaruhi hasil literasi siswa.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan GLS di SMA Negeri 3 Salatiga cukup efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap bacaan. Namun, ada variasi dalam skor pemahaman yang mengindikasikan bahwa beberapa siswa mungkin memerlukan dukungan tambahan. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, hasil ini konsisten dengan temuan yang menunjukkan bahwa keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan literasi dapat meningkatkan pemahaman mereka (Guthrie et al., 2004).
Implikasi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk mencapai hasil literasi yang lebih merata, perlu adanya penyesuaian dalam metode pengajaran dan pemberian bacaan yang lebih beragam. Relevansi dengan kerangka teoritis menunjukkan bahwa motivasi intrinsik dan proses kognitif aktif sangat penting dalam pembelajaran literasi, sesuai dengan teori konstruktivis dan motivasi belajar.
Kesimpulan dan Saran
Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan GLS di SMA Negeri 3 Salatiga berhasil meningkatkan pemahaman siswa terhadap literasi. Namun, ada beberapa kelas yang menunjukkan hasil di bawah ekspektasi, yang menunjukkan perlunya penyesuaian metode pengajaran dan dukungan tambahan. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah pentingnya penggunaan bahan bacaan yang menarik dan relevan serta metode pengajaran yang lebih interaktif untuk meningkatkan efektivitas GLS. Kontribusi penelitian ini terhadap pemahaman di bidang literasi adalah penekanan pada pentingnya motivasi intrinsik dan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran literasi.
Referensi
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational objectives. Allyn & Bacon.
Deci, E. L., & Ryan, R. M. (1985). Intrinsic motivation and self-determination in human behavior. Springer Science & Business Media.
Guthrie, J. T., Wigfield, A., & Perencevich, K. C. (2004). Motivating reading comprehension: Concept-oriented reading instruction. Lawrence Erlbaum Associates.
Nugrohadi, S. (2016). Rekonstruksi Tata Kelola Sekolah Sebagai Upaya Pengembangan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Disertasi Program Doktoral Pascasarjana.
Piaget, J. (1970). Science of education and the psychology of the child. Viking.
Stanovich, K. E. (1986). "Matthew effects in reading: Some consequences of individual differences in the acquisition of literacy". Reading Research Quarterly, 21(4), 360-407.
0 Komentar