Analisis Partisipasi Siswa dalam GLS 21/11/2024 di SMA Negeri 3 Salatiga


Analisis Partisipasi Siswa dalam GLS 21/11/2024 di SMA Negeri 3 Salatiga
Saptono Nugrohadi

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis partisipasi siswa dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS) selama 15 menit sebelum pembelajaran di SMA Negeri 3 Salatiga pada 21 November 2024. Dengan desain penelitian kuantitatif deskriptif, data partisipasi 519 siswa dari 36 kelas dianalisis berdasarkan rata-rata skor pemahaman bacaan. Hasil menunjukkan rata-rata skor siswa mencapai 10 dari 13, namun tingkat partisipasi masih berada pada 41,3% dari total populasi. Temuan ini memberikan wawasan tentang efektivitas GLS dan pentingnya strategi peningkatan partisipasi.
Kata kunci: Gerakan Literasi Sekolah, partisipasi siswa, literasi membaca, SMA Negeri 3 Salatiga.

Pendahuluan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan salah satu inisiatif Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meningkatkan budaya membaca siswa (Kemdikbud, 2023). Literasi membaca menjadi keterampilan penting dalam menghadapi tantangan abad ke-21, terutama untuk pengembangan berpikir kritis dan kemampuan analitis (Nugrohadi, 2016).
Penelitian sebelumnya menekankan bahwa kebiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran efektif dalam meningkatkan kemampuan memahami teks dan prestasi akademik siswa (Kemdikbud, 2023). Namun, tingkat partisipasi siswa sering menjadi tantangan utama dalam implementasi program ini.
Data dari SMA Negeri 3 Salatiga menunjukkan hanya 519 dari 1.258 siswa (41,3%) yang aktif mengikuti GLS dengan skor rata-rata pemahaman bacaan 10/13. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis partisipasi siswa, skor pemahaman bacaan, serta memberikan rekomendasi peningkatan partisipasi dan kualitas GLS.

Kerangka Teori
Kerangka teori penelitian ini didasarkan pada konsep literasi membaca sebagai proses multidimensional yang mencakup kemampuan teknis membaca, pemahaman isi teks, serta analisis kritis (National Literacy Trust, 2019). Teori konstruktivisme menyatakan bahwa literasi membaca dapat ditingkatkan melalui keterlibatan aktif siswa dan penyediaan bahan bacaan yang relevan dengan kehidupan mereka (Vygotsky, 1978).
Penelitian oleh Frontiers in Neuroscience (2021) menyebutkan bahwa pola hidup seperti tidur cukup dan pola makan sehat berkontribusi signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis dan pemahaman siswa. Selain itu, Journal of Behavioral Addictions (2020) menyoroti pengaruh kebiasaan teknologi terhadap konsentrasi dan keseimbangan kimia otak siswa.

Metodologi
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif deskriptif untuk mengukur partisipasi siswa dan skor pemahaman bacaan.
Bacaan Siswa
Bahan bacaan mengulas dampak pola tidur, konsumsi makanan, dan penggunaan gadget terhadap otak remaja. Teks ini dirancang untuk merangsang pemikiran kritis dan relevansi dengan kehidupan sehari-hari.
Kurangi begadang, hindari makanan cepat saji, dan batasi waktu layar agar otakmu tetap sehat dan cerdas.

Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah 1.258 siswa kelas X, XI, dan XII di SMA Negeri 3 Salatiga. Sampel terdiri atas 519 siswa dari 36 kelas yang aktif mengikuti GLS.
Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui tes pemahaman bacaan dengan lima pertanyaan berbasis teks yang disediakan.
Variabel yang Diukur
Partisipasi siswa: Jumlah siswa yang aktif mengikuti GLS.
Skor pemahaman bacaan: Hasil tes siswa dengan rentang nilai 0–13.
Metode Analisis Data
Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk menghitung rata-rata skor, persentase partisipasi, dan distribusi nilai.

Data dan Temuan
Partisipasi Siswa
Dari total 1.258 siswa, hanya 519 siswa (41,3%) yang aktif mengikuti GLS. Hal ini menunjukkan tantangan signifikan dalam mendorong keterlibatan siswa.
Skor Pemahaman Bacaan
Rata-rata skor siswa adalah 10/13. Skor tertinggi dicapai oleh kelas E X 10 (12/13), sedangkan skor terendah ditemukan di F XII 11 (7/13). Hasil menunjukkan variasi tingkat pemahaman siswa di seluruh kelas.
Pembahasan Temuan Tidak Sesuai Ekspektasi
Tingkat partisipasi yang rendah menunjukkan kurangnya motivasi atau dukungan dalam pelaksanaan GLS. Teori Vygotsky (1978) menyarankan bahwa keterlibatan siswa dapat ditingkatkan melalui kolaborasi dengan teman sebaya dan bahan bacaan yang menarik. Selain itu, rendahnya skor pada beberapa kelas mungkin terkait dengan pola tidur siswa, seperti yang dilaporkan oleh National Sleep Foundation (2021).

Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor pemahaman bacaan cukup baik, meskipun partisipasi siswa masih rendah. Perbandingan dengan penelitian sebelumnya (Kemdikbud, 2023) menegaskan pentingnya strategi peningkatan partisipasi melalui insentif, pendekatan berbasis teknologi, dan integrasi GLS dengan mata pelajaran lainnya.

Penutup
Kesimpulan
Penelitian ini menemukan bahwa tingkat partisipasi siswa dalam GLS di SMA Negeri 3 Salatiga masih rendah (41,3%), meskipun rata-rata skor pemahaman bacaan cukup baik (10/13). Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih inovatif dalam pelaksanaan GLS.
Saran
Menyediakan bahan bacaan yang lebih menarik dan relevan dengan kehidupan siswa.
Melibatkan guru dan orang tua untuk memotivasi siswa mengikuti GLS.
Menerapkan strategi berbasis teknologi seperti e-literasi untuk meningkatkan keterlibatan siswa.

Referensi
  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2023). Panduan Gerakan Literasi Sekolah.
  • Nugrohadi, S. (2016). Rekonstruksi Tata Kelola Sekolah Sebagai Upaya Pengembangan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Disertasi Program Doktoral Pascasarjana.
  • National Literacy Trust. (2019). Understanding the Impact of Literacy on Life Outcomes.
  • Frontiers in Neuroscience. (2021). Diet and Brain Function in Adolescents: A Review.
  • Journal of Behavioral Addictions. (2020). Screen Time and Its Effects on Adolescent Brain Development.
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar