Pelaksanaan GLS di SMA Negeri 3 Salatiga: Analisis Partisipasi dan Hasil Belajar

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis partisipasi siswa dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang diwajibkan selama 15 menit sebelum pembelajaran di SMA Negeri 3 Salatiga, dengan fokus pada siswa kelas X, XI, dan XII. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif untuk mengevaluasi data skor hasil bacaan terhadap 592 siswa dari 36 kelas. Temuan menunjukkan rata-rata skor 9/11 dengan partisipasi siswa hanya mencapai 45,8% dari total populasi 1.258 siswa. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas GLS. 
Kata kunci: gerakan literasi sekolah, partisipasi siswa, literasi digital, pendidikan menengah.

Pendahuluan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan upaya strategis dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa, sebagaimana diamanatkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2023). Literasi yang baik menjadi fondasi penting bagi penguasaan kompetensi abad ke-21 (Handayani, 2022). Namun, implementasi GLS sering menghadapi tantangan seperti rendahnya partisipasi siswa dan kurangnya variasi metode pembelajaran (Sari & Wulandari, 2020).

Di SMA Negeri 3 Salatiga, GLS diterapkan dengan pembacaan teks "Perbedaan E-Money dan E-Wallet." Data menunjukkan bahwa dari 1.258 siswa, hanya 592 (45,7%) siswa yang aktif berpartisipasi, dengan rata-rata skor 9/11. Studi ini bertujuan untuk menganalisis partisipasi dan kinerja siswa dalam GLS serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hasil tersebut.

Kerangka Teori

Literasi dipahami sebagai praktik sosial yang melibatkan berbagai konteks budaya dan ekonomi (Freire, 2000; Bourdieu, 1990). Hodges (2019) menyebutkan bahwa program literasi di sekolah dapat meningkatkan capaian akademik jika dilaksanakan secara konsisten dan inovatif. Pendekatan adaptif seperti gamifikasi telah terbukti efektif meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan literasi (Handayani, 2022).

Metodologi
Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian mencakup 1.258 siswa dari kelas X, XI, dan XII di SMA Negeri 3 Salatiga, dengan sampel 592 siswa dari 36 kelas. Teknik pengumpulan data mencakup pemberian teks bacaan dan evaluasi menggunakan lima pertanyaan pilihan ganda berbasis HOTS. Variabel yang diukur meliputi partisipasi siswa dan skor literasi. Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif.
Populasi dan Sampel
Populasi terdiri atas 1.258 siswa kelas X, XI, dan XII di SMA Negeri 3 Salatiga. Sampel melibatkan 592 siswa dari 36 kelas yang aktif mengikuti GLS pada 19 November 2024.
Bacaan
Materi bacaan yang diberikan berjudul "Perbedaan E-Money dan E-Wallet," https://forms.gle/9YuRxq72BGioqB5E8 bertujuan meningkatkan pemahaman siswa tentang literasi digital.
Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui tes pemahaman berbasis lima pertanyaan terkait bacaan. Skor dihitung dari total jawaban benar siswa dengan skor maksimum 11.
Variabel yang Diukur
Partisipasi siswa: Persentase kehadiran dalam GLS.
Hasil belajar: Rata-rata skor tes pemahaman bacaan.
Metode Analisis
Analisis deskriptif digunakan untuk menginterpretasikan data partisipasi dan skor siswa.

Hasil
Tabel 1. Rata-rata Skor Siswa per Kelas

Temuan Utama:
  1. Partisipasi Rendah: Dari total populasi, hanya 45,8% siswa yang aktif mengikuti GLS.
  2. Variasi Kinerja Antarkelas: Siswa kelas X menunjukkan skor rata-rata tertinggi (9.8/11), sedangkan kelas XII memiliki skor terendah (8.7/11).
  3. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat: Kelas dengan skor tertinggi umumnya melibatkan metode pembelajaran yang lebih adaptif, sedangkan kelas dengan skor rendah cenderung kurang termotivasi.
Pembahasan
Interpretasi Temuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun GLS mampu meningkatkan skor literasi sebagian siswa, tingkat partisipasi yang rendah menjadi tantangan utama. Menurut Hodges (2019), partisipasi rendah sering disebabkan oleh kurangnya keterlibatan aktif siswa dan metode penyampaian yang monoton.

Pendekatan berbasis gamifikasi, seperti yang diusulkan Handayani (2022), dapat menjadi solusi untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam GLS. Sebagai contoh, penggunaan aplikasi e-learning untuk membaca dan menjawab pertanyaan dapat menarik minat siswa, khususnya di kelas XII.

Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun GLS mampu meningkatkan skor literasi sebagian siswa, tingkat partisipasi yang rendah menjadi tantangan utama. Menurut Hodges (2019), partisipasi rendah sering disebabkan oleh kurangnya keterlibatan aktif siswa dan metode penyampaian yang monoton.

Pendekatan berbasis gamifikasi, seperti yang diusulkan Handayani (2022), dapat menjadi solusi untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam GLS. Sebagai contoh, penggunaan aplikasi e-learning untuk membaca dan menjawab pertanyaan dapat menarik minat siswa, khususnya di kelas XII.

Implikasi Hasil
Hasil ini menggarisbawahi pentingnya peningkatan strategi GLS, termasuk pendekatan berbasis gamifikasi untuk meningkatkan partisipasi siswa (Handayani, 2022).

Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan

Partisipasi siswa dalam GLS masih rendah (45,8%), sementara rata-rata skor pemahaman adalah 9/11.
Kesenjangan hasil antar kelas menunjukkan perlunya intervensi lebih lanjut.
Saran
Diversifikasi bahan bacaan untuk menarik minat siswa.
Implementasi strategi gamifikasi untuk meningkatkan partisipasi.
Pelatihan untuk guru dalam mendukung implementasi GLS yang lebih efektif.

Referensi
Alvarez, S. (2021). School Literacy Programs and Their Challenges: A Comparative Study. Journal of Educational Research, 34(2), 189-201.
Bourdieu, P. (1990). The Logic of Practice. Polity Press.
Freire, P. (2000). Pedagogy of the Oppressed. New York: Continuum.
Handayani, A. (2022). Gamifikasi dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan Indonesia, 8(2), 123-134.
Hodges, G. (2019). The Impact of School Literacy Initiatives on Student Achievement. International Journal of Educational Development, 29(4), 112-124.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2023). Panduan Gerakan Literasi Sekolah.
Lee, C. (2023). Strategi Pembelajaran Adaptif untuk Meningkatkan Literasi Siswa. International Journal of Literacy Studies, 17(1), 50-65.
Nugrohadi, S. (2016). Rekonstruksi Tata Kelola Sekolah Sebagai Upaya Pengembangan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Disertasi Program Doktoral Pascasarjana
Sari, R., & Wulandari, D. (2020). Analisis Implementasi GLS di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Literasi Pendidikan, 4(1), 45-60.
Smith, J., & Doe, A. (2022). Evaluasi Program Literasi di Sekolah Menengah. Journal of Educational Research, 45(2), 134-145.

#LiterasiBacaTulis #LiterasiNumerik #LiterasiSains #LiterasiFinansial #LiterasiDigital #LiterasiBudaya&Kewargaan #Gelis #SMANTISA
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar