“Praktisi Berdaya”: G7KAIH Digas, Sekolah Siap Gaspol Dua Bulan ke Depan

Boyolali, 16 Oktober 2025 — Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V Provinsi Jawa Tengah menggelar Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program Aksi Karakter Terintegrasi dan Sistematis untuk Berdayakan Anak Indonesia Hebat (G7KAIH) secara daring melalui Zoom Meeting. Kegiatan ini diikuti oleh kepala sekolah, pengawas, guru, dan siswa dari sekolah-sekolah sasaran, termasuk SMA Negeri 3 Salatiga yang menjadi salah satu sekolah piloting program pada tahap pertama.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V, Agung Wijayanto, S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya menegaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar formalitas, tetapi sebuah langkah konkret memperkuat pembiasaan karakter baik di sekolah dan di rumah. 

“Pelaksanaan tujuh gerakan kebiasaan anak-anak Indonesia hebat ini harus dapat dilaporkan secara sistematis dan transparan. Kita harapkan partisipasi orang tua di rumah dan dukungan masyarakat agar karakter anak dapat terpantau dengan baik dan dapat dipublikasikan di media sebagai bentuk branding positif sekolah,” ujar Agung.

Ia juga mengajak para siswa yang hadir dalam rapat untuk menjadi pelopor perubahan dan teladan bagi teman-temannya. “Anak-anak yang mengikuti kegiatan ini diharapkan menjadi role model bagi rekan-rekannya, dan citra positif sekolah akan ikut terangkat melalui perilaku baik mereka,” tambahnya.

Agung menjelaskan bahwa program G7KAIH telah memasuki tahap implementasi dua bulan pertama setelah melalui masa sosialisasi dan koordinasi awal. Program ini melibatkan berbagai pihak mulai dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, pengawas, kepala sekolah, wali kelas, operator sekolah, siswa, orang tua, hingga masyarakat luas. Tujuh sekolah terpilih sebagai sasaran awal, yaitu SMA Negeri 3 Salatiga, SMK Saraswati Salatiga, SLB Negeri Salatiga, SMA Negeri 2 Boyolali, SMK Muhammadiyah 4 Boyolali, SMA Negeri 1 Cawas, dan SMK Leonardo Klaten.

Dalam rapat tersebut, tim teknis yang dipimpin oleh Guntur As’adi memperkenalkan aplikasi “Praktisi Berdaya”, yaitu sistem digital yang digunakan untuk mencatat kebiasaan baik siswa setiap hari. Melalui aplikasi ini, siswa dapat mengisi logbook kebiasaan seperti bangun pagi, beribadah tepat waktu, berolahraga, makan bergizi, gemar belajar, bersosialisasi, dan tidur teratur. Data yang diisi siswa kemudian diverifikasi oleh wali kelas, divalidasi oleh kepala sekolah, dan dimonitor oleh pengawas Cabdin. Hasilnya akan tersaji dalam bentuk rapor mutu karakter sekolah dan ranking siswa konsisten secara real-time.

SMA Negeri 3 Salatiga, sebagai salah satu sekolah piloting, memiliki peran strategis dalam memastikan keberhasilan implementasi G7KAIH. Kepala sekolah, Drs. Supriyanto, M.Pd., yang turut hadir dalam rapat, menyampaikan dukungan penuh terhadap program ini. Bagi SMA Negeri 3 Salatiga, tindak lanjut yang perlu dilakukan meliputi penunjukan operator aplikasi, sosialisasi internal kepada guru dan wali kelas, serta pembiasaan siswa untuk mengisi jurnal harian secara jujur dan konsisten. Sekolah juga diharapkan aktif berkoordinasi dengan pengawas wilayah serta mempublikasikan capaian karakter siswa melalui kanal komunikasi sekolah.

Selain itu, sekolah diminta untuk membentuk tim penggerak G7KAIH yang beranggotakan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru BK, dan perwakilan OSIS, guna memastikan pendampingan berjalan efektif. Kepala sekolah juga memiliki kewajiban untuk mengirim laporan verifikasi mingguan kepada Cabdin melalui dashboard aplikasi.

Dalam sesi tanya jawab, sejumlah peserta menyoroti pentingnya penyesuaian sistem untuk jenjang SLB serta perlunya pelibatan guru BK dan wali kelas secara aktif. Agung Wijayanto menegaskan bahwa masukan tersebut akan menjadi dasar penyempurnaan aplikasi ke depan. “Setiap masukan sekecil apa pun dari guru dan wali kelas sangat berharga. Penguatan karakter adalah tanggung jawab seluruh warga sekolah, bukan hanya guru mata pelajaran,” tegasnya.

Rapat koordinasi yang berlangsung hingga pukul 15.30 WIB ini ditutup dengan komitmen bersama untuk menjadikan program G7KAIH sebagai budaya pembelajaran berkarakter di satuan pendidikan. Bagi SMA Negeri 3 Salatiga, langkah awal yang paling penting kini adalah membangun budaya laporan harian yang autentik dan kolaboratif, agar profil “Anak Indonesia Hebat” benar-benar tumbuh dari sekolah yang sudah hebat pula—SMANTiSa.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar